Eko Gagak : 3 Mei Selamat Hari Kebebasan Pers Sedunia

banner 120x600

Surabaya – Hari Kebebasan Pers Sedunia tahun ini mengusung tema “Reporting in The Brave New World : The Impact of Artificial Intelligence on The Press and The Media”. Hari Kebebasan Pers Sedunia bermula dari Konferensi United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang digelar di Ibu Kota Namibia, Windhoek pada 1991. Majelis Umum PBB mendeklarasikan Hari Kebebasan Pers Sedunia dengan menjadikan tanggal 3 Mei sebagai Hari Kebebasan Pers Sedunia. Dikutip dari laman UNESCO, peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia berfokus pada pengaruh perkembangan sistem kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) pada jurnalisme dan media.
Lanskap media telah berubah secara signifikan. Penggunaan dan pengembangan sistem kecerdasan buatan (AI) yang belum pernah terjadi memainkan peran transformatif dalam jurnalisme dan media, serta kebebasan pers. Dampak AI pada pengumpulan, pemrosesan, dan penyebaran informasi sangat besar, yang dapat menghadirkan peluang inovatif sekaligus tantangan besar. Konferensi Internasional Hari Kebebasan Pers Sedunia pada tahun 2025 merupakan Konferensi yang ke-31. Berikut sejumlah kegiatan dalam Konferensi Internasional Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025 :
1. Lokakarya dan Pelatihan
Pelatihan yang dirancang untuk memberdayakan jurnalis dengan alat yang memadai guna mengatasi misinformasi dan memberikan laporan yang akurat.
2. Diskusi Panel
Para ahli akan membahas tentang peran media dalam membentuk pemahaman publik terhadap isu lingkungan hidup.
3. Acara Peringatan
Untuk menghormati jurnalis yang telah menunjukkan keberanian dan komitmennya yang luar biasa.
4. Penghargaan UNESCO
Untuk memberi penghargaan kepada perorangan atau organisasi yang telah mendukung kebebasan pers walaupun menghadapi rintangan.
Disisi lain, Hari Kebebasan Pers Sedunia juga masih sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) antara lain :
SDG 16 : Perdamaian, Keadilan, dan Lembaga yang Kuat
Untuk mempromosikan akses terhadap informasi dan kebebasan fundamental.
SDG 5 : Kesetaraan Gender
Mengatasi tantangan yang dihadapi jurnalis perempuan di zona konflik dan di bawah tekanan rezim.

Momen Hari Kebebasan Pers Sedunia atau World Press Freedom Day diperingati untuk menanamkan pentingnya hak dalam menyampaikan aspirasi serta sebagai perayaan terhadap prinsip-prinsip kebebasan pers dan tantangan yang dihadapi pers dalam menyuarakan fakta tentang kebenaran.Tantangan pers dalam menyuarakan fakta tentang kebenaran tidaklah mudah. Banyak jurnalis yang gugur saat bertugas mencari kebenaran. Oleh karena itu, perayaan setiap 3 Mei adalah juga untuk penghormatan bagi para jurnalis yang telah gugur.

Merayakan Hari Kebebasan Pers Sedunia dapat dilakukan dengan terus menyuarakan mengenai prinsip-prinsip kebebasan pers. Salah satu caranya adalah dengan mengunggah ucapan-ucapan yang menyuarakan prinsip-prinsip melalui media sosial agar menjadikan kesadaran bersama mengenai pentingnya kebebasan pers. Hari Kebebasan Pers Sedunia bertujuan untuk mengeskplorasi dampak AI terhadap kebebasan pers dan hak kebebasan berekspresi, serta membahas relevansi informasi yang berkelanjutan sebagaimana dalam Deklarasi Windhoek.

Kita hidup di era dimana kebenaran bisa dibeli dan suara bisa dibungkam maka pers yang merdeka menjadi satu-satunya penjaga integritas masyarakat. Tanpa pers yang merdeka, kebenaran terpenjara dan kebebasan pers bukan berarti bebas tanpa batas, tetapi bebas untuk mencari kebenaran. Kebebasan pers datang dari perjuangan melawan kebohongan dan kekuasaan yang semena-mena mari lawan sensor dan pembungkaman dengan karya jurnalistik yang berkualitas. Selamat Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025 !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *